Monday 31 March 2014

Menjaga Lingkungan Dengan Mengubah "Paham" Praktis, Ekonomis Dan Murah


Isu lingkungan  saat ini banyak di bicakan berbagai kalangan. Apalagi Indonesia yang akhir-akhir ini banyak tertimpa musibah seperti Tanah longsor, gunung meletus, kebakaran hutan dan banjir hampir menjadi berita baik di media massa maupun cetak di berbagai daerah di  Indonesia. Prihatin  saat kita melihat sanak saudara yang tertimpa musibah. Menyalahkan bukan solusi, tetapi menjadikan musibah sebagai bahan intropeksi diri kita sendiri akan pentingnya menjaga lingkungan. Bagaimana caranya? Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah melakukan hal nyata bagi lingkungan yang di mulai dari diri sendiri menjadi sebuah "kewajiban" yang pada akhirnya menjadi hal biasa dilakukan sehari hari tanpa harus memaksakan melakukan kegiatan di luar keseharian kita. Menjaga lingkungan yang di mulai dari dalam diri sendiri, seperti Malu membuang sampah sembarangan. Menanamkan semboyan "Hemat" di setiap penggunaaan berbagai macam energi dan  "Paham" Praktis, ekonomis dan murah.


Malu Membuang Sampah Sembarangan



Foto diatas saya ambil setahun yang lalu tepatnya di Kali Kapuk yang melintasi kawasan kami daerah Kapuk Cengkareng. Tapi, sungai diatas sekarang sudah berubah semenjak seringnya terjadi banjir didaerah sini. Kali diatas sekarang dikeruk kemudian di pasangin papan "Di Larang membuang Sampah di Kali".  Alhasil karena seringnya terjadi banjir, masyarakat sekitar sadar betul arti pentingnya menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Semoga kesadaran orang tua akan pentingnya menjaga lingkungan ini kemudian di wariskan ke anak-cucunya kelak supaya tetap menjaga lingkungan lebih baik lagi.

Menanamkan semboyan "Hemat"
Banyak hal yang perlu kita lakukan dalam  menjaga lingkungan, apalagi energi yang ada di sekitar dan dekat  dengan keseharian kita seperti penggunaan listrik dan air. Kedua putri saya  saja sudah tau pentingnya menghemat energi seperti menggunakan listrik dan air  seperlunya. Apalagi Kakak yang sekarang duduk di bangku kelas 3 SD. Di pelajaran kelas 3 SD  pun  sudah ada  pelajaran tentang berbagai hal mengenai hutan beserta lingkungan dan dampaknya jika kita lalai menjaga Lingkungan. Di rumah kami, sekecil apapun kegiatan yang memberikan kebaikan bagi lingkungan  berusaha kami lakukan dalam rangka menjaga lingkungan. Kebiasaan kecil ini menjadi hal biasa kami lakukan karena di lakukan secara berulang-ulang. Sehingga kedua putri saya ini tak  perlu lagi di ingatkan kembali, seperti segera mematikan lampu setelah di gunakan. Segera mematikan televisi jika mereka hendak bermain di luar rumah. Kebiasan ini sudah menjadi hal biasa bagi mereka. 

Begitu juga dalam menggunakan air. Mereka juga sudah paham  bagaimana cara menggunakan air  seperlunya. Menggosok gigi menggunakan air di dalam gelas contohnya. Gelas  selalu berada di kamar mandi untuk keperluan menggosok gigi supaya air yang di buang tidak terlalu banyak. Kemudian di rumah kami ada bak penampungan air (Toren)  yang di pasangin alat yang secara otomatis  air PAM akan berhenti mengalir jika bak penampungan air itu penuh.




 "Paham"  Praktis, Ekonomis, Dan Murah.

Pernah mendengar "Pakailah tisu kemanapun berada, karena gak pake ribet dan repot apalagi bisa dibawa kemana pun berada."  Dan Saya akan mengubah  pemahaman tersebut dengan mengganti tisu dengan sapu tangan selebihnya serbet untuk mengelap tangan. Bukannya penggunaan saputangan dan serbet akan lebih praktis, hemat dan yang pastinya lebih murah. Kebiasaan  mengantongin  saputangan   ke dalam saku baju Sekolah juga menjadi kebiasaan  bagi kedua putri saya.  Hal kecil ini juga dapat membantu menjaga lingkungan dengan mengurangi tisu, karena tisu terbuat dari kayu. Contoh lain kebiasaan makan memakai tempat sterofoam yang  katanya "praktis,  habis makan langsung buang." Padahal bahan sterofoam susah sekali di urai  dan susah untuk di daur ulang.  Dan belum lagi membawa minuman kemasan yang katanya praktis, ekonomis dan murah. Bagi kami penggunaan botol sekali pakai akan membuat tumpukan sampah belum lagi susahnya di daur ulang  karena bahan terbuat dari plastik.  Saya sebagai orang tua sekaligus  sebagai ibu dari dua orang anak berusaha tanamkan mengubah kebiasaan "praktis" dengan tidak membeli makanan dan minuman yang menggunakan produk "sekali pakai" Solusinya adalah selalu membawakan mereka bekal makanan dan minuman dari rumah. Selain terjaga kebersihan, bukannya itu  jauh lebih murah dan yang pasti hemat. Belum lagi kebiasaan "baik"  kakak berangkat ke Sekolah dengan menggunakan sepeda karena lokasi sekolah yang dekat dengan rumah. Tanpa rasa khawatir saya sebagai ibunya memberikan kesempatan untuk kakak menggunakan sepeda untuk pergi ke Sekolah.  "Sekalian olah raga, "ujar kakak. 



Selalu ada sapu tangan di sakunya.


Karena dekat, kakak menggunakan sepeda ke Sekolahnya

Kring....kringgg

Kebiasaan sekecil ini  berawal dari dalam diri kita sendiri dan  manfaatnya  teramat besar  bagi lingkungan  yang lebih baik, bukan. Menggunakan sumber energi seperlunya dan menanamkan   hidup sederhana sudah menjadi bagian hal  biasa kami lakukan.  Maka dari itu hal sekecil ini pun  kita jadikan sebuah tradisi bahkan "kebiasan" yang  dilakukan tanpa harus di paksakan.


Peran Blogger
Blogger yang sangat berkaitan dengan tulis menulis, baik itu di blog,  media cetak,  media masa maupun penerbitan buku, saatnya kita bicara. Dunia sudah di ujung jari kita. Mari kita serukan bersama kebiasaan baik ini, memberikan contoh baik seperti menyerukan bahwa menjaga lingkungan itu mudah. Menjaga Lingkungan itu praktis dan gak pake ribet, dan tentunya murah meriah kalau kita  terapkan.  Contoh nyata yang saya lakukan di dunia blogging dalam hal menjaga lingkungan adalah mengurangi penggunakan kertas dalam hal penerbitan buku seperti ebook.  Apalagi saya yang pencinta fiksi dan tergabung dalam sebuah grup flashfiktion yang harus belajar kemudian karya kami di wujudkan dalam bentuk ebook seperti ini contohnya. Ebook ini berisi karya member yang sangat menarik untuk di baca. Kebetulan ebook diatas bisa di download secara gratis. Ebook diatas sekedar contoh  bagi kawan yang belum mengetahuinya apa itu ebook.

9 comments:

  1. hihiii jadi ingat masa kecilku... sekolah SD naik sepeda :-D

    goodluck ya mak :-D

    ReplyDelete
  2. sama kayak anakku..sekolah naik sepeda. emaknya sama kayak aku..suka mepet2 DL. hihi. goodluck ya mak.. ^_^

    ReplyDelete
  3. iya mak..berarti kita samaan dong :)) Tosss

    ReplyDelete
  4. Bagosss, dukunggg, dan semoga menangg (y)

    ReplyDelete
  5. Idenya simple dan sgt mengena, Mak. Dimulai dr lingkungan terkecil ya, Mak. :) Setuju! Sukses yaaa. :)

    ReplyDelete
  6. Makasih mak Srikandi 2013 atas kunjungannya... :) *Hug

    ReplyDelete
  7. Punyamu juga keren Maakkkk....

    ReplyDelete

Followers