Wednesday 27 November 2013

'Brokohan' Sesederhana Kami Memaknai


Kami menyebutnya "brokohan". Maksud dari brokohan menurut emak saya adalah sebuah selamatan untuk bayi yang berumur 'sepasar'semingguan dan memperkenalkan kepada tetangga terdekat bahwa kami telah memiliki anggota baru dengan lahirnya bayi dari keluarga kami.

Brokohan yang kami lakukan sangat sederhana sekali, cukup nasi 'urap' sayuran yang
dibumbuin kelapa yang di beri bumbu  bawang putih, kencur, sedikit cabe, garam dan gula merah dan 'jajanan pasar' makanan yang ada di pasar dengan berbagai macam warna dan rasa, berjumlah sesuai dengan 'weton' hari lahir dengan memakai hitungan jawa, seperti paing, pon, wage dan kliwon dan tak lupa bubur 'abang putih' abang disini adalah bubur yang campur dengan gula merah, sedangkan putih bubur adalah bubur seperti biasanya yang rasanya cuma gurih saja. 



Brokohan adalah sebuah tradisi turun temurun semenjak emak saya punya emak, 'embah' nenek saya. Kebiasaan ini sepertinya 'kudu' dilakukan, setelah bayi berumur 'sepasar'semingguan lahir. Tujuannya adalah sebagai bentuk  syukur atas kelahiran bayi dengan bertambahnya keluarga baru lagi.

Bayi yang saya maksut adalah putra dari adik saya yang jauh disana, berbeda pulau yaitu di Kalimantan Barat. Karena disana tidak menggunakan tradisi ini. Maka kami, keluarga disini, melakukannya dengan niat  rasa syukur atas kebahagiaan yang kami dapat dengan membagikan 'berkat'  ke tetangga terdekat kami. Sepertinya, baik juga jika saya lakukan  di masa yang akan datang dengan tujuan berbagi terhadap sesama dengan mengadakan selamatan sederhana seperti 'brokohan' ini, kan?

Biasanya kalau di kampung, brokohan ini berupa 'ambeng' nasi urap yang di taruh jadi satu di atas 'tampah' nampan besar yang terbuat dari bambu anyaman dan di 'kepung' di makan secara bersama-sama. Karena lokasi kami di Jakarta, dengan kebanyakan berbagai macam kesibukan, maka kami buat per piring kemudian diantar ke tetangga terdekat kami.


Dede-nya gemesin yah, sayangnya kami belum bisa melihat secara langsung karena dede'nya masih di beda pulau yaitu di KalBar. Dede yang lahir dua minggu yang lalu ini, di beri nama Rafi Abdul Aziz . Dede' Rafi lahir secara sesar, karena jalan normal tak bisa di lakukan dengan alasan ari-ari berada di bawah, menutupi jalan lahir. Alhamdulillah, tindakan sesar ini berjalan lancar dan menyelamatkan bayi dan ibunya. Kami, keluarga dari Jakarta senang mendengar atas lahirnya dede' Rafi dengan selamat setelah terjadi ketegangan dengan banyak berdoa dari kejauhan dan tidak bisa mendampingi secara dekat karena jarak lokasi. 

Karena 'kehebatan' teknologi informasi inilah kamipun bisa melihat dede' dari kejiauhan dari suara dan wajahnya secara jelas. Tunggu, yah dede' besok insyaAllah kami akan kesana sekalian acara cukuran rambut. Sehat selalu de', kami  sangat merindukanmu....muacchhh.





5 comments:

  1. Sama juga kok mbaa, tradisi selamatan (brokohan) yang di Kudus or Semarang... karena aku mengalami waktu kelahiran kedua anak saya...mak yusss deh rasa sayur urapnya dipadu dengan ikan asin dan alas daun pisang :)

    ReplyDelete
  2. iya mak...enak nasi urapnya

    ReplyDelete
  3. aarkkk,,saya kangen yang beginian makkk,di sini g nemu huhuhuuhu,,,,buburnya apalagi,aaarrggg

    ReplyDelete
  4. kenapa aku ga diantari kemarin? #jitak padahal itukan enak bingit jeehhh :P

    ReplyDelete

Followers